Hari ini baru dia percaya. Sebuah tulisan punya sepasang mata.
Kadang ia ingkar, liar memandang dunia.
lalu sang penulis terdiam, mata ini, sekali ini, apa harus ditundukkan?
Cuma sayang, mata bukan lagi duduk termilik
ia bebas semahunya.
menyoroti jalan-jalan kelam sempit.
jejak tak terjejak
biru dunia.
merah dunia.
ungu dunia.
saksi sendiri wajah derita wajah bahgia,
menyusuri asal ia tercipta.
Maka di hujung usia itu,
dia berpesan,
Wahai penulis,
cermatlah dengan ribuan mata
terlahir dari celah jemarimu.
Ratusan setelah jasadmu pulang
ribuan itu tetap kan berkeliaran.
Oleh Sapardi Djoko Damono pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri pada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati pada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi namun di sela-sela huruf sajak ini kau takkan letih-letihnya kucari
____________________________________
Lalu bagaimana jika, setelah senyum-senyum terduga itu, dikatakan pada saya,
Terjumpa catatan kasar ini ketika mengemas lecture note dan buku Physiology. Sebagai peringatan buat diri.
" Bukan berapa banyak kau baca,
tapi berapa banyak kau faham.
Dan kemudian,
bukan berapa banyak kau faham,
tapi berapa banyak yang mendapat redha Tuhan."
Teringat bahawa buku ini bukan ilmu, ia wasilah. Allah yang mengurniakan ilmu. Allah, Tuhan semasa senang lenang, susah tertekan. Tuhan musim exam dan musim-cuti-lepak-rumah-tak-buat-apa-sangat. Kita mengadu. DIA mendengar.
I do prefer to wish both my parents 'happy teacher's day' rather than 'happy mother's day' or 'happy father's day'. Well, obvious, isn't it? It'll make one of them jealous. haha.
As Buya HAMKA put it in Lembaga Hidup,
"Kerana akal budi itu adalah laksana berlian yang baru keluar dari tambang, masih kotor dan belum berkilat. Adalah guru yang menjadi tukang gosoknya dan membersihkannya, sehingga menjadi berlian yang berharga. Meskipun guru tidak akan dikatakan lebih daripada ibu bapa, tetapi janganlah dikatakan kurang."
Indeed.
For my case, berganda-gandalah darjat guru a.k.a ibu bapa tu kan.
I really am glad, finding myself a son of teachers. Proud too.
For years, there's 'tradition' in mom's school whereby a student, trained by mom, will recite her newly written poem about teachers during assembly. I wonder how it goes this year. I wonder about the poem; how different it would be from the past years, or will it simply delve further into the same theme; hope, sacrifice of teachers.
As for abah, happy teachers day too. For your knowledge, I'm going to take farm animal as elective course next sem. haha. Kat sini takde lak ajar nak tanam sawit, durian, jagung, kalau tak mesti abang dah amik yang itu. Farm animal kira ada iras-iraslah kan kan. hah. Abah 'works' as part time farmer. It was while spending time with him in kebun that I think he taught me the most. Or, actually, that's when I'm 'absorptive' enough. Of survival, of vision, of 'anak lelaki langkah mesti panjang'. Kalau nanti balik abang macam malas turun kebun, abah boleh ungkit baliklah yang ini, abang dah tolong sediakan. haha.
Jarang menulis tentang abah. Teringat si bapa yang meminta dituliskan puisi dalam 3Hati 2Dunia 1Cinta.
"Eh, udah bikinin belum puisi buat abah?" "Ada bah. Belum ditulisi. Tapi sudah ada di hati Ocid"
Terharu.
Abah tak pernah mintak kan, sebab tu abang tak bagi. ha.
Ha, cuma satu je rasa rugi. Mak Abah tak cakap jawa kat rumah. Lemahlah penguasaan abang dalam bahasa tu. Wong ngomong orak iso mbales. ( Alasan..Hanis punya Jawa mantap je. Khamim dan abangnya tak berapa. )
English teachers are the most influential in my life.
Sir Ibrahim.
Teacher Aminah.
Teacher Ainiah.
Teacher Rusiah.
Teacher Vanitha.
Teacher Iqma.
Teacher Norkiah.
Teacher Husniza.
Setuju tak Wan, Kinah???
Don't know why. Maybe, somehow, I was involved directly with them.
Choral speaking, Public Speaking, Debate, blablabla...
Those were the days. I'm awake, alive, enthusiastic.
That explains why this entry is written in English. Albeit with a 'berkarat' one. =)
Thank you so much.
Hari Guru SAMBEST 2004
( Rindu lak nak dengar ucapan Cikgu Buang, Puan Saadah. Jugak boleh tengok legend2 sekolah masa muda, Abang Nadir, Abang Fathi, Abang Syed Ahmad Izzat ( fergh ) )
Because the direction of repolarization is exactly opposite, it is from the outside, that is why T wave appears positive. But why repolarization happens from outside to inside? As we know within the plateau we have the contraction, and the repolarization happens after the plateau, and during part of the repolarization we have some contraction. The blood vessels are constricted so there will be enough wash out of the ions to go back to the normal, that is why the outside ( epicardium ) doesn't have as more contraction as the inside, the wash out easy in the outside but not in the inside so the repolarization starts from the outside and the T wave will appear positive.
________________________________
Tampak di luar orang mungkin pantas melupakan, tapi di dalam bukan semudah itu.
untuk
memaafkan dan melupakan.
meninggalkan dan melupakan.
melupakan dan melupakan.
but on certain things, we definitely should start somewhere. somehow.
_________________________________
Irbid diselimuti exams.
'Final' sebelum balik Malaysia.
Hati bukan ada dua. Tumpu.
( Yaya tunggu dulu )